DETEKSI DINI KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS
Selamat siang & selamat beraktivitas JJJ....
Setiap pasutri pasti mendambakan kahamilan/buah hati. Kehamilan merupakan suatu anugerah terindah yang di berikan oleh tuhan kepada para wanita, dan setiap kehamilan merupakan suatu proses untuk melatih kesabaran dan kekuatan. Setiap kehamilan antara wanita satu dan yang lain tentu berbeda. Bahkan berbeda setiap fase kehamilan.
Untuk itu perlu persiapan, mulai dari pra kehamilan sampai pasca melahirkan. Bagi capeng, khususnya calon ibu agar mempersiapkan diri baik dari persiapan fisik, mental dan pengetahuan. Tidak hanya bagi kaum wanita tapi juga calon bapak, agar bisa menjadi ayah siaga.
Calon ibu dan ayah hendaknya harus mengetahui mulai dari persiapan kehamilan, tanda kehamilan, deteksi komplikasi, tanda-tanda persalinan, dan lain sebagainya. Agar dapat mendeteksi/skrining secara dini apabila ada komplikasi atau hal-hal yang mengancam. Namun bukan berarti harus paranoid ya J, jadi malah takut berlebihan dan anti segalanya,,,
Topik kita siang kali ini akan membahas tentang deteksi dini komplikasi (masa kehamilan, persalinan & nifas).
A. Deteksi Dini Masa Kehamilan
Deteksi dini kehamilan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui komplikasi, kelainan dan penyakit yang di derita ibu hamil, sehingga dapat diobati dan dicegah sedini mungkin. Pemeriksaan atau pengawasan kehamilan hendaknya dilakukan sejak diketahui hamil dan dilakukan secara teratur. Sehingga dapat mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan calon bayi dan ibu, baik fisik maupun mental.
Marmi, Suryaningsih, Fatmawati (2011) menjelaskan bahwa deteksi dini terhadap kehamilan, komplikasi dan penyakit yang lazim terjadi pada ibu hamil, yaitu dengan:
1. Pemeriksaan kehamilan dini (Early ANC Detection)
àPx(pemeriksaan): jika dirasa terlambat haid sekurang-kurangnya 1 bulan.
àSetiap bumil hendaknya melakukan kunjungan ANC minimal 1x pada TM 1 (sebelum minggu ke 14)
Px pada kehamilan dini:
a. Anamnesa/tanya jawab à sosial, keluarga, medik, haid,kebidanan
b. Px umum à TB, BB, TTV, pemeriksaan kepala, leher, payudara, jantung, paru, organ tubuh lainnya, abdominal/perut, genetalia, ekstremitas atas dan bawah (kaki dan tangan).
c. Px laboratoriumàgol. darah, HB, protein urine & glukosa
2. Kontak dini kehamilan trimester (TM) I
TM Iàmenurunnya keinginan untuk melakukan hub seksual sangat wajar. Apabila ada riwayat abortus sebelum kehamilan sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk dan kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati.
Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk panggul koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.
3. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu
Pelayanan ANC yang diberikan pada setiap bumil berbeda-beda tergantung dari kebutuhan dan kondisi dari setiap individu.
Contoh:
· Bumil dg hipertensi (HT)à pemantauan TD,urin & kondisi janin setiap minggunya. Diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak & garam. Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, disamping px biasa, dapat dilakukan px monitor janin lainnya.
· Bumil dg varisesàjangan berdiri/duduk terlalu lama & jangan memakai ikat pinggang terlalu kencang. Dianjurkan untuk jalan-jalan & senam hamil, memakai kaos kaki/pembalut tungkai elastis. Obat: venosan, glyvenol,venoruton, varemoid (dg resep dokter).
4. Skrining untuk deteksi dini
a. USGà saat ini dipandang sbg metode pemeriksaan yg aman. Merupakan suatu media diagnostik dg menggunakan gelombang ulrasonik untuk mempelajari struktur jaringan berdasarkan gambaran gambaran ecko dari gelombang ultrasonik.
B. Deteksi Dini Masa Persalinan
1. Pemantauan partograf pada setiap persalinan kala I aktif
2. Pencatatan partograf
a. Informasi tentang ibuàidentitas, tgl& waktu, waktu pecah ketuban, dll
b. Kesehatan & kenyamanan janinà DJJ, warna&adanya air ketuban, molase(penyusupan kepala janin)
c. Kemajuan persalinanà pembukaan servik, penurunan bagian terbawah/presentasi janin, garis waspada/garis bertindak
d. Jam & waktuà waktu mulai fase aktif, waktu aktual saat px dilakukan
e. Kontraksi uterusàsetiap30 menit, hitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit & lamanya tiap kontraksi dalam hitungan detik.
f. Obat-obatanà jika diberikan (oksitosin, obat-obatan lain&cairan IV)
g. Kesehatan & kenyamanan ibuà nadi, TD, suhu, volume urine, protein, & aseton
h. Asuhan pengamatan & keputusan klinikà nakes hendaknya mencatat semua asuhan lain, hasil pengamatan & keputusan klinik di sisi luar kolom partograf atau buat catatan terpisah kemajuan persalinan. ( Marmi, Suryaningsih, Fatmawati; 2011)
C. Deteksi Dini Masa Nifas
Masa nifasà setelah partus selesai & berakhir ketika alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.
9 deteksi dini komplikasi masa nifas menurut Marmi, Suryaningsih, Fatmawati (2011):
1. Perdarahan pervaginamàjika >500 ml pasca persalinan.
2. Infeksi masa nifasà beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi. Gejala umum: panas, malaise & denyut nadi cepat. Gejala lokal: uterus lembek, kemerahan, nyeri pada payudara/adanya disuria.
3. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kaburàgejala terjadinya eklamsia post partum (bila disertai tekanan darah tinggi).
4. Pembengkakan di wajah/ekstremitasàgejala adanya eklamsia post partum.
5. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemihà pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih menurun akibat trauma persalinan, anelgesia epidural/spinal. Sensasi peregangan kandung kemih dapat berkurang akibat rasa tdk nyaman.
6. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan terasa sakità disebabkan payudara yg tidak disusu secara adekuat, puting lecet, BH terlalu ketat, ibu dg diet yg jelek, kurang istirahat, anemia.
7. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lamaà hal ini dikarenakan kelelahan pasca persalinan. Beri ibu minuman hangat, susu, teh/kopi & makanan yg sifatnya ringan.
8. Rasa sakit, merah, lunak & pembengkakan di kakià selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yg mengalami dilatasi.
9. Merasa sedih dan tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendirià penyebab: kekecewaan emosional+rasa takut, rasa nyeri pada awal masa nifas, kelelahan akibat kurang tidur, kecamasan akan kemampuan merawat bayinya setelah meninggalkan RS, ketakutan tidak menarik lagi.
Referensi :
Marmi, Suryaningsih, A. R. M., Fatmawati, E. (2011). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jangan lupa untuk membawa buku KIA setiap kunjungan ya bun,, :)..
Berikut ada beberapa video dari youtube tentang kehamilan, persalinan&nifas JJJJ
Terimakasih, semoga dapat bermanfaat dan menambah informasi...
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih untuk kritik dan sarannya