AYAH ASI
Peran Suami/ Ayah dalam
Membantu Kelancaran Proses Menyusui
π€π¨ π °Yπ °Ξ π °SI π¨π€
πΌπΌπΌ
π€π¨ π °Yπ °Ξ π °SI π¨π€
πΌπΌπΌ
Apa yang anda pikirkan bila terdengar kata "menyusui" dan "ASI"?.
Masih adakah yang beranggapan bahwa ASI dan menyusui itu hanya menjadi urusan dan tanggungjawab ibu/wanita saja?. Pada nyatanya, peran dari lingkungan sekitar sangatlah mendukung keberasilan pemberian ASI. Peran pasangan/suami sangatlah dibutuhkan dan diperlukan. Support psikis dan fisik sangatlah dibutuhkan oleh ibu, selain itu akan menambah bounding diantara pasangan juga sang buah hati. Jika ibu tenang, nyaman dan bahagia akan merangsang hormon oksitsin atau hormon cinta sehingga tentunya ASI pun akan lancar.
Hal ini, didukung dengan pendapat ahli, yaitu Februhartanty (2009) sebagai berikut: "Partisipasi suami dalam mengambil keputusan mengenai pola pemberian makan/ ASI bagi bayi, dan keikhlasan ayah menjadi pemimpin sekaligus patner sangat di butuhkan dalam mengarungi biduk rumah tangga. Kurangnya pengalaman suami tentang perawatan bayi dan pemberian ASI membuat kurang berhasilnya dalam pemberian ASI eksklusif. Menjadi ayah pendukung ASI tidak mudah karena pada saat yang sama ayah juga dituntut untuk berperan sebagai suami serta sekaligus pencari nafkah keluarga. Suami perlu pengetahuan yang baik tentang pentingnya ASI dan pengasuhan anak yang baik agar terbentuk niat yang kuat sehingga segala potensi rintangan ini dapat diatasi ."
Lalu bagaimana cara ayah dalam mensukseskan program ASI ekslusif ini atau menjadi ayah ASI (breastfeeding father). Berikut ini menurut Roesli (2000) cara ayah membantu dalam proses menyusui :
Masih adakah yang beranggapan bahwa ASI dan menyusui itu hanya menjadi urusan dan tanggungjawab ibu/wanita saja?. Pada nyatanya, peran dari lingkungan sekitar sangatlah mendukung keberasilan pemberian ASI. Peran pasangan/suami sangatlah dibutuhkan dan diperlukan. Support psikis dan fisik sangatlah dibutuhkan oleh ibu, selain itu akan menambah bounding diantara pasangan juga sang buah hati. Jika ibu tenang, nyaman dan bahagia akan merangsang hormon oksitsin atau hormon cinta sehingga tentunya ASI pun akan lancar.
Hal ini, didukung dengan pendapat ahli, yaitu Februhartanty (2009) sebagai berikut: "Partisipasi suami dalam mengambil keputusan mengenai pola pemberian makan/ ASI bagi bayi, dan keikhlasan ayah menjadi pemimpin sekaligus patner sangat di butuhkan dalam mengarungi biduk rumah tangga. Kurangnya pengalaman suami tentang perawatan bayi dan pemberian ASI membuat kurang berhasilnya dalam pemberian ASI eksklusif. Menjadi ayah pendukung ASI tidak mudah karena pada saat yang sama ayah juga dituntut untuk berperan sebagai suami serta sekaligus pencari nafkah keluarga. Suami perlu pengetahuan yang baik tentang pentingnya ASI dan pengasuhan anak yang baik agar terbentuk niat yang kuat sehingga segala potensi rintangan ini dapat diatasi ."
Lalu bagaimana cara ayah dalam mensukseskan program ASI ekslusif ini atau menjadi ayah ASI (breastfeeding father). Berikut ini menurut Roesli (2000) cara ayah membantu dalam proses menyusui :
1)
Ayah
menyendawakan bayi
2)
Ayah
memandikan bayi
3)
Ayah
bermain, bergurau dan menenangkan bayi
4)
Ayah
mengganti popok
5)
Ayah
memijat bayi
6)
Ayah
menggendong bayi
7)
Memberikan
ASI perah
Menurut Februhartanty (2009) peran ayah pada masa pasca persalinan antara lain:
1) Belajar mencari
informasi tentang cara pemberian ASI eksklusif, termasuk memompa ASI
2) Memberikan kenyamanan
bagi istri dengan membantu pekerjaan rumah tangga, mengurusi anak lainnya
3) Bersikap ramah saat
kebutuhan istri tidak dapat langsung dilaksanakan karena istri harus menyusui
bayi terlebih dahulu
4)
Memastikan ibu/ istri
mendapat asupan gizi yang seimbang selama masa menyusui
5)
Membantu meyakinkan
istri bahwa ASI saja cukup untuk bayi hingga usia 6 bulan
6) Menjadi teman diskusi
tentang pengasuhan dan perawatan bayi saat melakukan kunjungan ke fasilitas
kesehatan.
Praktik pemberian ASI
|
periode
|
Setting
|
Orang yang berperan
|
Lingkungan yang Mendukung
|
Inisiasi menyusui segera
|
1) Saat kelahiran
anak
2) Segera setelah
anak dilahirkan
|
Di tempat persalinan, rumah
sakit, klinik, tempat praktik bidan, dll
|
1) Tenaga keshatan:
berperan dalam dominan
2) Ayah: hadir saat
proses persalinan, mendorong inisiasi menyusui segera membantu kontak
menyusui pertama kali, mencegah pemberian makanan prelakteal (sebelum ASI
pertama keluar), Meminta fasilitas rawat gabung agar proses menyusui dapat
segesesering keinginan bayi
|
1) Kebijakan rumah
sakit memperbolehkan kontak ayah, ibu dan bayi (tryad) segera mungkin.
2) Ayah memiliki
pengetahuan yang baik mengenai penberian ASI dan mengetaui perannya pada priode
ini.
|
Pemberian ASI eksklusif
hingga bayi berusia 6 bulan
|
6 bulan pertama pasca
persalinan
|
Di rumah
|
1) Petugas
kesehatan: dukungan-dukungan yang disediakan di tempat persalinan menjadi
bekal ayah –ibu-bayi memulai “hidup baru” di rumah
2) Ayah : berperan
3) dalam menciptakan
“waktu yang memadai dan suasana yang nyaman selama proses mnyusui”
4) Orang tua:
menurunkan prakti-praktik berdasarkan pengalaman mereka di masa lalu
|
1) Tryad sudah
memiliki hubungan yang solid
2) Ayah memiliki
pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI dan sudah siap menjalankan
perannya di rumah
|
Tabel. Peran Ayah dan Lingkungan yang Mendukung
Referensi:
Februhartanty, J. 2009. ASI dari Ayah untuk Ibu dan Bayi.
Jakarta: Semesta Media
Roesli, U. 2000. Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta: PT Pustaka
Pembangunan Swadaya Nusantara
_YUK JADI AYAH DAN SUAMI SIAGA_
AYAH ASI? SIAPA TAKUT
πππ
Terimakasih bagi para pembaca,,berikut beberapa video dari youtube tentang ayah ASI:
F
Kerreeeen, Top Dah ,,, !!
BalasHapusFurniture Rotan Sintetis
Terimakasih :)
BalasHapus