PENYEBAB TIDAK EKSLUSIF


Selamat sore bunda,, 
Adakah yang sedang/telah menyusui atau sedang hamil..?
untuk  yang sedang menyusui dan hamil, apakah berencana untuk menyusi secara ekslusif? kalau tidak apa alasannya?. 
Di Indonesia, berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif  mengalami fruktuasi. Pada tahun 2011 cakupan ASI ekslusif yaitu 61,5 %. Tahun 2012 cakupan ASI ekslusif menurun dibandingkan tahun 2011 menjadi 48,62% . Pada tahun 201cakupan ASI ekslusif meningkat menjadi 52,3%( Kementrian Kesehatan RI, 2012, 2014). Angka ini belum memenuhi target pencapaian pemberian ASI ekslusif yaitu 80 %.
Mengapa banyak ibu yang tidak menyusui secara ekslusif?. Tentu bervariasi alasannya, entah karena kultur/budaya setempat, motivasi dari ibu sendiri, serta dukungan eksternal dari lingkungan sekitar, faktor pengetahuan pun juga ikut berperan, pekerjaan, dsb. Sangat bervariasi alasan ibu yang tidak menyusui secara ekslusif.

Menurut Roesli (2000) dan IDAI (2010)--> berikut faktor yang menyebabkan ibu tidak menyusui secara ekslusif:
1. ASI tidak cukup
2. Ibu bekerja dengan cuti 3 bulan
3. Takut ditinggal suami
4. Pendapat bahwa tidak diberi ASI tetap berhasil jadi orang
5. Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak madiri dan manja
6. Susu formula lebih praktis
7. Takut badan tetep gemuk

Untuk mendukung keberhasilan ASI ekslusif ada 7 langkah keberhasilan ASI Eksklusif:
1)   Mempersiapkan payudara bila diperlukan
2)   Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui
3)   Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan lingkungan
4)   Memilih rumah sakit “sayang bayi”
5)   Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif
6)   Mendatangi fasilitas konsultasi laktasi untuk persiapan apabila ibu menemui kesulitan saat menyusui
7)   Menciptakan sikap yang positif tentang ASI dan menyusui 
    (Maritalia, 2012).
πŸ’     πŸ…°Sl     πŸ’–
✌πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„✋
Petunjuk Pemberian ASI Eksklusif:
Menurut Maritalia (2012) ada 9 petunjuk pemberian ASI eksklusif adalah sebagai berikut:
1)   Anjurkan ibu untuk menyusui tanpa jadwal siang dan malam (paling kurang 8 kali dalam 24 jam) setiap kali bayi menginginkan atau setiap 2-3 jam sekali
2)   Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu payudara berikan payudara lainnya
3)   Nasehati agar ibu tidak memaksakan bayi untuk menyusu bila bayi tidak mau, tidak melepaskan isapan bayi sebelum bayi selesai menyusu dan tidak melepaskan isapan bayi sebelum bayi selesai menyusu dan tidak memberikan minuman lain selain ASI, atau menggunakan dot atau kempeng
4)   Anjurkan ibu hanya memberikan ASI untuk 4-6 bulan pertama
5)   Posisi dan perlekan menyusui yang benar
6)   Susuilah bayi apabila sudah siap menyusu. Tanda bayi telah siap menyusu antara lain mulut membuka lebar, gerakan mencari putting (“rotting reflex), melihat-lihat sekeling, dan bergerak
7)   Tunjukan kepada ibu cara memegang bayi yang benar sewaktu menyusui
a)        Topang seluruh tubuh bayi, jangan hanya kepala dan leher
b)        Kepala dan tubuh bayi menghadap payudara ibu dan hidung bayi dekat puting ibu.
8)   Tunjukan kepada ibu cara meletakkan bayi. Katakan kepada ibu agar:
a)       Menyentuhkan puting pada bibir bayi
b)       Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
c)       Mulut bayi digerakkan kearah putting ibu sehingga bibir bawah bayi terletak jauh dibelakang puting pada areola.
9)   Nilai perlekatan ibu dan reflek menghisap bayi. Bantu bila ibu membutuhkan, terutama ibu muda atau primipara. Tanda perlekatan yang benar:
a)        Dagu bayi menyentuh payudara ibu
b)        Mulut bayi tebuka lebar dengan bibir bwah bayi melipat keluar
c)        Daerah areola diatas mulut bayi tampak lebih banyak dari pada dibawah mulut bayi
d)       Bayi menghisap dengan pelan kadang-kadang berhenti.
10)  Bila bayi dapat minum dengan baik, anjurkan ibu untuk melanjutkan menyusu secara eksklusif
Referensi:
IDAI. (2010). Indonesia Menyusui. Jakarta : Badan Penerbit IDAI 
Kesehatan RI.( 2012). Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kemenkes RI

___________. (2014). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kemenkes RI
Maritalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta: PT Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara

Terimakasih, mohon maaf apabila ada yang salah dan kurang berkenan, semoga bermanfaat :).
Dan berikut ada video yang saya ambil dari youtube (AIMI) dan puspromkes untuk tambahan informasi.. πŸ†—πŸ˜„

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KIAT ASI LANCAR

DETEKSI DINI KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS

KB- AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Kontak

Nama

Email *

Pesan *